Kamis, 29 Januari 2009

Peluang Indonesia di Piala Asia 2011


Rabu, 7 Januari 2009 | 08:59 WIB
INDONESIA akan segera menghadapi kualifikasi Piala Asia 2011. Ini akan menjadi beban berat buat timnas Indonesia yang ditangani Benny Dollo. Sebab, Indonesia sudah kadung rutin mengikuti putaran final Piala Asia.

Setidaknya sejak 1996, Indonesia tak pernah absen. Tim Garuda selalu tampil di putaran final hingga terakhir tahun 2007 lalu.

Persoalannya, permainan Indonesia kurang menjanjikan di Piala AFF lalu. Sementara, di babak kualifikasi, Indonesia berada di Grup B bersama Oman, Kuwait, dan Australia. Jelas, akan menjadi perjuangan berat buat Charis Yulianto dkk untuk mempertahankan tradisi masuk putaran final Piala Asia.

Oman bukan lawan enteng, demikian juga Kuwait. Sementara Australia sudah ketahuan punya kelas dunia. Setidaknya mereka memiliki banyak pemain yang merumput di Eropa dan sebelumnya sudah membuktikan tampil apik di Piala Dunia 2006.

Indonesia menjalani laga perdana melawan Oman di Muskat, Oman, 19 Januari mendatang. Setelah itu, tim Merah Putih menjamu Australia di Jakarta, 28 Januari. Sesudah dua laga tersebut, Indonesia memiliki waktu jeda 10 bulan dan baru berlaga 14 November 2009 dan 3 Maret 2010.

Bagaimana peluang Indonesia? Mungkin kecil, mungkin juga besar. Segalanya masih bisa terjadi. Tentu, banyak pendapat yang bisa diberikan.

Dikutip dari: kompas.com

Kamis, 08 Januari 2009

Tangisan Rakyat Palestina, Mereka Membombardir Kami Saat Sedang Bersujud


Kairo – Infopalestina: “Saat kami sedang bersujud menghadap Allah, tiba-tiba kami mendengar raungan pesawat tempur Zionis Israel yang datang dari jauh. Tidak lama kemudian pesawat-pesawat pembunuhan itu memuntahkan bom-bom ke arah kami. Semua itu terjadi dalam hitungan menit hingga masjid yang kami ada di dalamnya dihancurkan dari atas kepala-kepala kami.”

Inilah kalimat yang menuturkan kepedihan. Yang menggambarkan aksi bombardemen pesawat tempur Israel ke rumah-rumah Allah di Jalur Gaza. Kalimat itu dituturkan Ramadhan Khaled al Afsy, salah seorang dari 13 korban luka yang sampai di rumah sakit Nasher di Kairo, Mesir, dari total 36 korban luka Jalur Gaza yang berhasil dibawa ke wilayah Mesir.

Khaled (27), menuturkan sisi lain “genosida Gaza yang kedua”. Dia mengatakan, “Saya adalah satu di antara warga kamp pengungsi Nusairat di Jalur Gaza. Bersamaan dengan dimulainya gempuran Israel ke seluruh wilayah Jalur Gaza Sabtu (27/12) siang lalu, saya bersama sekelompok orang berangkat menunaikan shalat dzuhur di masjid al Zahra, sebuah masjid kecil di kamp pengungsi Nusairat.”

palestina2Dia menambahkan, “Baru saja kami memulai pada rekaat pertama hingga missil-missil pesawat pembunuhan Israel menghantam kami saat kami sedang bersujud. Saya saat itu hanya bica memohon kepada Allah agar melindungi kami semua dari segala keburukan dan mengembalikan tipu daya mereka ke leher-leher mereka.”

Dia merasa bersyukur atas apa yang menimpanya, lebih baik dari apa yang menimpa yang lainnya. Khaled menuturkan, “Tiba-tiba saja masjid sudah dihancurkan total dari atas kepala-kepala kami. Bukan hanya masjid satu-satunya. Namun sejumlah rumah warga di sekitar masjid juga dihancurkan. Nasibku agak lebih baik. Karena saya berada di dekat pintu masjid yang dipenuhi dengan jamaah shalat. Saya berhasil dikeluarkan dengan segera dari bawah reruntuhan puing-puing masjid dan dibawa ke rumah sakit. Kami, 40 jamaah shalat tertimpa masjid dari atas kepala-kepala kami akibat bombardemen Israel. Saya tidak tahu sampai sekarang, apa yang terjadi pada mereka (jamaah yang lain).”